Sejumlah Wilayah di Lampung Rawan Bencana Longsor, Pemprov Siapkan Langkah Antisipasi

oleh -5 views

Bandarlampung — Pemprov Lampung menggelar rapat persiapan dan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana alam yang mungkin terjadi sewaktu – waktu.

Persiapan ini digelar melalui Rapat Pembahasan Dokumen Rencana Kontijensi Bencana Prioritas di Aula BPBD Provinsi Lampung, Selasa (18/07/2023).Disebutkan ada tiga fase utama dalam penanganan bencana, pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana. Sementara dua isu utama yang menjadi perhatian Pemprov Lampung adalah bencana tsunami dan tanah longsor.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Januari 2023, daerah dengan risiko menegah – tinggi longsor di wilayah Lampung adalah Lampung Barat dan Way Kanan.

Sedangkan untuk daerah lainnya yang juga berpotensi terjadi longsor (risiko rendah) adalah Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Pesawaran, Pesisir Barat, Pringsewu, Tanggamus dan Bandarlampung.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung, Rudy Syawal Sugiarto mengatakan bencana alam tidak dapat diprediksi, terutama gempa dan tsunami.

“Untuk itu kita perlu membahas rencana kontijensi bencana prioritas di Provinsi Lampung untuk menjalankan penanganan secara bersama sama dan membangun sinergi bersama semua pihak,” kata Rudy Syawal Sugiarto mewakili Sekdaprov Fahrizal Darminto.

Ia juga menekankan dalam setiap bencana harus selalu mengutamakan ketepatan dan kecepatan respon dalam penanganannya.Selain itu pemahaman masyarakat tentang ancaman dan penanganan bencana alam juga menjadi hal penting untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa.Maka sosialisasi kebencanaan harus dapat dilakukan secara masif dan terus menerus sebagai upaya memberi pemahaman kepada masyarakat,” ungkapnya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen untuk terus melakukan pencegahan, mitigasi, penanganan dan kesiapsiagaan guna mengantisipasi jika terjadi bencana.

Dalam sesi diskusi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lampung Barat, Padang Priyo Utomo menyampaikan bahwa pada tahun 2022 terdapat 165 titik bencana dengan 80 persen merupakan bencana alam longsor.

Menurut Padang Priyo Utomo peran media sosial (medsos) menjadi hal strategis dan penting dalam setiap kejadian bencana. Penyampaian informasi melalui medsos dinilai akan jauh lebih efektif menginformasikan kejadian secara cepat kepada masyarakat serta ketepatan dan kecepatan dalam penanganan.

“Medsos jika digunakan dengan bijak dan tepat akan memberikan dampak positif yang luar biasa. Contohnya saat terjadi bencana di Kabupaten Lampung Barat pada waktu yang lalu, sebaran informasi melalui medsos terjadi karena adanya keaktifan dari penggiat medsos dan masyarakat sehingga informasi bencana yang terjadi dapat segera diketahui oleh masyarakat lainnya, ” jelas Priyo. (Red)