Kepala Bappeda Pemprov Lampung Mulyadi Irsan jelaskan tentang dukungan program Indonesia Emas 2045 dengan menurunkan kemiskinan ekstrem yang jadi tantangan.
Kepala Bappeda Pemprov Lampung Mulyadi Irsan jelaskan tentang dukungan program Indonesia Emas 2045 dengan menurunkan kemiskinan ekstrem yang jadi tantangan,
Bandar Lampung – Pemprov Lampung bakal menyoroti isu kemiskinan ekstrem dalam menyokong Indonesia Emas 2045, atau 100 tahun usia kemerdekaan Indonesia.
Kepala Bappeda Pemprov Lampung Mulyadi Irsan menegaskan sorotan isu kemiskinan ekstrem itu dalam arah kebijakan sektoral dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung Tahun 2025-2045.
“Hal itu sebagaimana mengacu pada dokumen Ranwal RPJPN (Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) 2025-2045 menuju Indonesia Emas 2045,” kata Mulyadi Irsan di Bandar Lampung, Minggu (16/7/2023).
Disampaikan oleh Mulyadi Irsan, pengentasan kemiskinan yang bakalan diprioritaskan di Lampung adalah wilayah-wilayah pesisir.
Sebagaimana substansi Ranwal RPJPN 2025-2045, pengentasan kemiskinan ekstrem yang juga banyak difokuskan pada wilayah pesisir, yang banyak diantaranya merupakan area 3T, atau area tertinggal, terdepan dan terluar.
“Penanganan kemiskinan ekstrem pada daerah 3T, khususnya pada Pesisir Barat,” kata Mulyadi Irsan.
Terus Mulyadi Irsan, Pesisir Barat di Lampung sama fokusnya seperti Kepulauan Meranti dan Lingga di Provinsi Riau, Kepulauan Nias di Sumatera Utara, Mentawai di Sumatera Barat.
Mulyadi Irsan menjelaskan salah satu upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah 3T di Lampung salah satunya ialah dengan mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah.Pengurangan kesenjangan itu melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar,” jelas Mulyadi Irsan.
Selain itu, masih kata Mulyadi Irsan, transformasi ekonomi juga akan menjadi fokus di wilayah pesisir, utamanya adalah ekonomi biru.
“Untuk transformasi ekonomi, sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti ekonomi biru, bio ekonomi dan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual juga menjadi upaya prioritas,” kata Mulyadi Irsan.
Dari data yang Tribun Lampung himpun, pada tahun 2022 persentase kemiskinan ekstrem Provinsi Lampung adalah sebesar 2,29 persen.
Sementara tingkat kemiskinan ekstrem di Pesisir Barat adalah 2,98 persen, atau lebih tinggi 0,69 persen dari Provinsi Lampung.
Adapun, detail tingkat kemiskinan ekstrem di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Lampung pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Persentase kemiskinan ekstrem tertinggi di Lampung ada pada Kabupaten Lampung Utara dengan 4,79 persen.
Kemudian disusul oleh Lampung Barat dengan 3,37 persen.
Lampung Timur (3,04), Pesisir Barat (2,98), Way Kanan (2,74).
Lalu, Lampung Selatan (2,43), Lampung Tengah (2,15), Tanggamus (1,95), Pesawaran (1,89).
Disusul Bandar Lampung (1,8), Tulangbawang (1,16), Pringsewu (1,11).
Serta Tulangbawang Barat (0,91), Metro (0,83), Mesuji (0,38).(red)