Beranda Advetorial Program Percepatan Pencegahan Stunting, GGF Peduli Anak Indonesia Tumbuh Normal

Program Percepatan Pencegahan Stunting, GGF Peduli Anak Indonesia Tumbuh Normal

1405
135
BERBAGI
Anak-anak TK Al Hidayah Buyut Udik tampak riang menikmati buah dan susu segar dari GGF. (foto: zulkifli)

LAMPUNG — Suasana ceria tampak di raut wajah anak-anak TK Pelita Bangsa, sepertinya mereka sudah paham dengan kedatangan mobil double cabin warna hitam berlogo GGF memasuki pelataran sekolah. Spontan mereka berlari-lari kecil mendekat lalu menyaksikan Kak Nanda menurunkan beberapa box buah-buahan dan susu segar.

Dibantu beberapa tenaga pengajar, Kak Nanda membagikan pisang sunpride berwarna kuning ranum, jambu kristal terbungkus stereofoam dan susu segar dalam kemasan bermerek hometown.

Disela waktu istirahat jam sekolah, anak-anak menikmati paket buah dan susu. Mereka menyantap dengan lahap, ada yang di dalam kelas, di teras ada juga yang sambil bermain ayunan di taman.

Taman kanak-kanak Pelita Bangsa yang terletak di Desa Buyut Udik Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah adalah satu dari 12 kelompok belajar (Kober) yang mendapat Program Percepatan Pencegahan  Stunting (P3S) dari manajemen Great Giant Foods (GGF). Penerima manfaat paket buah dan susu segar lainnya adalah TK Dharma Wanita, TK Islam Annur, TK Taman Sari, TK Darussalam, Kober Bina Insani, TK Al Hidayah, TK LPMK, TK Pelita Bangsa, Kober Al Barik, TK Satu Atap, Kober Miftaul Ulum dan Kober Kartini.

Upaya GGF mendukung pemerintah dalam program (P3S) direspon positif oleh warga yang berdomisili di sekitar perusahaan. Ada sekitar 657 anak penerima manfaat dari program ini di Kabupaten Lampung Tengah. Mereka tersebar di lima desa, antara lain Buyut Udik Kecamatan Gunung Sugih, Ramayana Kecamatan Seputih Raman, Muji Rahayu Kecamatan Seputih Agung, Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai dan Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram.

Di lima wilayah ini yang menjadi target bebas stunting bukan hanya pada anak-anak TK saja, melainkan juga menyasar pada anak-anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Perinciannya balita 225 orang, ibu hamil 558 orang dan ibu menyusui 1.475 orang, jumlah keseluruhan penerima manfaat sebanyak 2.915 orang.

Dalam mendukung program ini, tim dari GGF melatih para kader P3S dari para relawan seperti bidan desa dan kader PKK. Kepada mereka diberikan eduksi dengan membiasakan para ibu untuk memberikan asupan makanan sehat, asuhan yang baik kepada anak-anak serta membentuk pola hidup sehat sejak usia dini.

Hal ini diungkap Nanda Dita Syahpradana (Kak Nanda) selaku koordinator program pengentasan stunting GGF saat webinar series 1 dalam rangka perhelatan Kompetisi Jurnalitik GGF 2020.

Selain menerima paket bantuan buah dan susu, kata dia, di desa-desa tersebut juga dikembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), pembentukan KRPL bertujuan untuk menyediakan akses gizi rumah tangga dengan memberdayakan Ibu Rumah Tangga (IRT). Kebun sehat ini berisi tanaman sayur mayur seperti terong, cabai, bayam, kangkung, kacang panjang dan lain-lain.

“Kepada para IRT tim dari GGF meberikan pelatihan budi daya tanaman palawija mulai dari penyiapan media/lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan perawatan serta memberikan bantuan aneka bibit sayuran,  kompos, pupuk organik LOB dan media polybag. Pemanfaatan pekarangan rumah ini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di tiap-tiap desa dan ada sekitar 180 KWT yang aktif dalam program KRPL tersebut,” ungkap Nanda.

Kelompok Wanita Tani Gunung Batin Udik, mendapat pelatihan bercocok tanam dari GGF (foto: zulkifli)

Dikatakan, kampanye healthy lifestyle ini melibatkan perusahaan member GGF yaitu Great Giant Pineapple (GGP), Sewu Segar Nusantara (SSN) dan Great Giant Livestock (GGL). Agenda pertama meliputi kampanye pola makan sehat untuk mendorong anak-anak usia dini menjadi generasi penerus yang sehat dan cerdas sehingga potensi stunting dapat ditekan.

Kedua, kampanye perilaku hidup bersih dan sehat. Sebab, perilaku tidak bersih dan tidak sehat juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting. Kampanye ini melibatkan pengurus PKK dan PAUD yang akan menjadi fasilitator di wilayah masing-masing.

Ketiga, edukasi terkait stunting kepada ibu hamil, remaja putri yang akan menikah dan yang siap menikah. Tujuannya agar mereka memahami penyebab dan pencegahannya sehingga resiko melahirkan stunting turun,” tandasnya.

Terkait program ini, GGF bersama Dinas kesehatan Propinsi Lampung mengedukasi masyarakat secara daring melalui webinar series dengan tema, “GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi Covid-19” Nanda Dita Syahpradana, S.A.P (Health Campaign Specialist GGF) sebagai panelis tampil satu frame dengan Dr.dr. Reihana, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Lampung pada Selasa 11 Agustus 2020.

Diketahui, dari hasil pendataan terhadap 276 ribu balita under weight atau gizi buruk sebanyak 4,9 persen, sedangkan penanganan kasus stunting di Lampung Tengah mencapai 6.68 persen. Angka ini lebih tinggi dari program pencegahan stunting secara nasional. Sementara Pemkab Lampung Tengah memiliki target bebas stunting di tahun 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana mengapresiasi program tanggung jawab sosial GGF dalam penanganan stunting di Lampung Tengah. Ia berharap keterlibatan swasta dapat menekan angka stunting hingga 19 persen pada 2025 sesuai rencana pembangunan jangka menengah Propinsi Lampung.

“Saya harap semua perusahaan bisa tergugah, masalah gizi tidak bisa dilakukan dinas kesehatan saja dan harus ditopang lintas sektoral agar masalah kesehatan bisa terselesaikan,” ujar Reihana.

Pada tahun 2030 Lampung akan menikmati bonus demografi, dimana sebagian besar penduduk berusia produktif. Reihana berharap generasi yang akan disambut Lampung tersebut adalah generasi yang sehat.

“Jangan sampai generasi yang akan datang justru generasi yang sakit-sakitan. Kita harus berupaya keras agar itu tidak terjadi. Terimakasih kepada GGF semoga langkah ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang ada di Lampung,” ujarnya.

Mengapa manajemen GGF peduli anak Indonesia tumbuh normal? Pasalnya, Kabupaten Lampung Tengah yang menjadi wilayah operasional GGF ini termasuk kabupaten dengan kasus stunting tertinggi di Propinsi Lampung.

Senior Manajer Sustainability GGF Arief Fathullah mengungkapkan hal itu  saat grand opening  program penanganan pencegahan stunting di Training Center GGF Lampung pada Rabu 17 Juli 2019 lalu.

Penandatanganan piagam komitmen Program Great Indonesia antara GGF dengan Kemenkes RI, Dinkes Propinsi Lampung dan Pemkab Lampung Tengah. (foto: doc ggf)

Melalui Program Great Indonesia, GGF bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah berupaya mencegah stunting di Lampung Tengah. Penandatanganan piagam komitmen bersama telah dilakukan oleh semua pihak dari Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, dan Great Giant Foods.

GGF sebagai perusahaan penghasilkan produk yang menjadi sumber gizi seperti nanas, pisang, jambu, daging dan susu segar mendorong masyarakat Indonesia hidup lebih sehat, cerdas, dan kuat. “Pengentasan kasus stunting akan jadi program tahunan dan akan berkelanjutan. Saat ini GGF fokus di Lampung Tengah, ke depan program ini akan ditingkatkan di level propinsi hingga nasional,”ujar Arief seraya menambahkan dari Lampung Tengah P3S akan bergeser ke Lampung Timur, tim dari GGF sudah melakukan audiensi dengan Pemkab Lampung Timur dalam waktu dekat akan meluncurkan pilot project terkait pencegahan stunting di Desa Jaya Asri Kecamatan Metro Kibang. (Zulkifli)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here