Beranda Bandar Lampung Terkait Penolakan Operasional Tower BTS, Pemerintah Diminta Fasilitasi Keluhan Warga

Terkait Penolakan Operasional Tower BTS, Pemerintah Diminta Fasilitasi Keluhan Warga

646
0
BERBAGI

Bandarlampung–Puluhan warga Kampung Sukaindah 1, Kelurahan Pidada, Kecamatan Panjang, Kota Bandarlampung menolak keberadaan bangunan tower Base Transceiver Station (BTS) yang berdiri tepat dipermukiman warga.

Warga mendesak Pemerintah dan pihak terkait untuk segera mengambil sikap atas keluhan warga, tower itu sudah dibangun sepuluh tahun lalu. Saat ini, warga sudah tidak menghendaki adanya tower itu, warga meminta pemerintah atau yang berwenang menutup atau minimal menyegel bangunan tower.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beberapa warga Kelurahan Pidada mengeluhkan keberadaan tower seluler tersebut.

Warga menilai banyak dampak negatif yang dirasa dengan keberadaan tower itu. Mulai dari petir yang seringkali menyambar, kerusakan perangkat elektronik warga yang diduga dampak dari bocoran frekuensi tower, kesehatan warga terdampak radiasi sinyal seluler tower, rawan akan terjadi musibah tower ambruk, dan sebagainya.

Warga selanjutnya sepakat manyatakan sikap penolakan yang diamini puluhan warga.

Ketua Pemuda Kelurahan Pidada, Suganda mengatakan, warga sudah sepakat tidak menerima lagi keberadaan tower. ”Kami sepakat tower harus ditutup,” katanya.

Dirinya menyebut, sejak awal keberadaan tower sama sekali tidak pernah melibatkan warga warga sekitar, padahal dampak dirugikanya dari keberadaan tower itu adalah warga.

“Selain itu alasan kami menolak karna tidak adanya jaminan jika terjadi apa-apa dari provider pengelola tower itu,” tandasnya.

Meresahkan

Warga lainya, Ahmad Rifai menuturkan, saat didirikan, tidak ada pemberitahuan dan izin lingkungan dari warga sekitar dan warga sama sekali tidak dilibatkan. Padahal tower itu tingginya 30 meter, sehingga membuat warga waswas mengingat usia tower yang sudah lama. Selain itu, saat hujan turun deras dengan angin kencang menimbulkan suara gemuruh dari bangunan tower dan jika ada petir warga yang bermukim di dekatnya khawatir ada aliran listrik juga rentan terjadi radiasi.

Saat ini warga sudah bulat meminta ditutup dan diturunkan. ”Kalau keberadaanya lebih lama kami tidak mau, sebab keberadaan tower itu membuat warga tidak tenang setiap saat. Apalagi saat hujan dan musim angin kencang menjadikan warga sekitar cemas,” pungkasnya.

Oleh karena itu, Dirinya menegaskan tidak akan berhenti sampai aspirasi warga didengarkan pihak terkait dan tuntutan warga terealisasi.

“Karena itu kami meminta pak Lurah mendengar aspirasi kami dan bertindak tegas, jika tidak ada tindakan, kami akan menyambangi DPRD untuk melakukan aksi damai agar keluhan kami didengar para wakil rakyat,” tandasnya.

Dimintai tanggapanya, Lurah Pidada, Usman mengakui sejauh ini dirinya belum menerima pengaduan dari warga. Namun dirinya berjanji jika ada pengaduan warga yang masuk akan diakomodir untuk dicarikan jalan keluarnya, “Sejauh ini warga belum ada yang melapor ke Kelurahan, Yang jelas kalau ada laporan dari warga selaku Lurah tentunya kita akan mengedepankan aspirasi warga dan secepatnya akan mengakomodir keluhan warga, saya juga minta warga bersabar dan jangan bertindak yang dapat merugikan semua pihak,” katanya.

Disinggung mengenai langkah-langkah yang akan diambil pihaknya, Usman enggan berkomentar banyak dan berjanji kepada media untuk mempublikasikanya setelah ada titik terang, “Sekali lagi saya belum bisa belum bisa berkomentar banyak karena belum adanya laporan dari warga, yang jelas nantinya langkah yang akan kita ambil semuanya untuk kebaikan warga,” tegasnya.(ibr)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here