Bandarlampung–Tanda-tanda pandemi Covid-19 menurun belum juga terlihat. Bahkan, situasinya semakin parah mengingat jumlah pasien terus bertambah.
Padahal Bulan Ramadan sudah tinggal menghitung hari. Sementara himbauan pemerintah masih tetap sama, bahkan diperketat dalam mencegah penularan Covid-19.
Tentu, Ramadan kali ini pasti berbeda dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kemeriahan tahunan yang dirasakan hampir setiap muslim di dunia bakal tak lagi sama.
Sejumlah pemerintah daerah telah memutuskan melarang warganya berkumpul atau mengumpulkan warga.
Imbasnya, Jalan-jalan sore di bulan puasa alias ngabuburit kemungkinan tak akan lagi semeriah dulu. Semua harus di rumah, menjaga jarak, agar tak tertular Covid-19.
Perubahan lebih besar tentu terjadi di masjid-masjid dan pusat ibadah umat muslim lainnya. Keseruan Sholat Tarawih atau buka puasa bersama, apalagi dipedesaan yang biasanya anak muda ronda malam untuk membangunkan warga sahur, kemungkinan besar sumua itu akan hilang.
Virus Corona Covid-19 yang datang tanpa pemberitahuan, mengubah semua rencana besar yang disusun manusia. Agenda-agenda kajian rutin Agama Islam di masjid harus kurangi atau bahkan ditiadakan.
Bisa dibayangkan, diberbagai tempat bagaimana sepinya masjid, pusat kegiatan umat Islam itu. Suara ajakan dari toa-toa masjid, mushola, dan langgar hanya penanda kemeriahan itu. Selebihnya, sepi.
Forum Komunikasi Takmir Masjid (FKTM) Kecamatan Panjang sendiri sudah mengeluarkan maklumat kepada warga untuk beribadah Ramadan di rumah. Dalam video yang beredar, Ketua FKTM Panjang, Hi Ali Rahman meminta warga Panjang untuk melaksanakan sholat tarawih dirumah.
“Sebaiknya Sholat Tarawih dilakukan di rumah masing-masing untuk memutus penyebaran corona,” kata Ali Rahman.
Kendati demikian, sambung dia, jika memang harus dilaksanakan sholat tarawih, takmir masjid dan jemaah diminta agar tetap menjaga protokol kesehatan, “Jika harus tarawih dimasjid, diminta takmir masjid menjaga kebersihan masjid dan jamaah tetap mengutamakan protokol kesehatan, dengan tetap menjaga jarak dan mencuci tangan memakai sabun dengan air yang mengalir sebelum masuk masjid,” pesan Ali Rahman.
Ibadah Ramadan seharusnya tetap dilaksanakan dengan khusyuk. Warga pun diminta untuk bisa bersabar sampai kondisi pandemi Covid-19 berakhir.
“Kepada umat Islam di Kecamatan Panjang untuk mendukung program pemerintah dalam menangkal dan menghadapi penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Namun, FKTM tetap mengajak warga Panjang untuk menjadikan Ramadan tahun ini sebagai upaya semakin mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa meminta agar musibah yang sedang melanda dunia ini segera dihilangkan.
Kita semua kiranya senantiasa menengadahkan tangan berdo’a agar wabah corona segera di angkat Allah SWT dari dunia ini. Semoga saja!! (red)