Bandarlampung — Masalah Kesehatan yang dihadapi saat ini sangat kompleks, mulai dari tingginya angka kematian Ibu dan Bayi, Insiden rate Penyakit Menular seperti TB, HIV hingga penyakit-penyakit degeneratif yang semakin tinggi Prevalensinya.
Bahkan Riskesdas 2013 mencatat bahwa penyumbang Kematian terbesar di Indonesia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM), diantaranya Penyakit Jantung sebesar 12,9% dan Stroke sebesar 12,1%.
Statistik ini merupakan suatu fenomena umum yang terjadi diwilayah perkotaan dan pedesaan. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa pemicu utama adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti asupan gizi yang tidak seimbang, kurangnya aktifitas fisik dan kebiasaan merokok serta mengkonsumsi alkohol.
Untuk menanggulangi meningkatnya penyakit penyakit tersebut maka perlu dilakukan upaya untuk menekan Faktor Resiko (FR) yaitu dengan melakukan Pemantauan dan monitoring faktor resiko perilaku dan pemeriksaan Faktor resiko lain. Dengan demikian, akan dapat dilakukan tindakan pencegahan secara benar dan efektif sejak dini.
Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan PTM dan Kesehatan Jiwa (P2TM & Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung, dr Sri Aryanti, MM.M.Kes, Mengatakan, Hasil pemeriksaan Skrining deteksi resiko PTM Dinkes Provinsi Lampung, tercatat angka tertinggi Faktor Resiko (FR) PTM penyebabnya adalah rokok, disusul masih kurangnya masyarakat mengkonsumsi buah dan sayur dan kurangnya aktivitas fisik serta berbagai penyebab lain.
“Hasil pemeriksaan Skrining Deteksi resiko PTM terhadap 40.488 orang tahun lalu, sebesar 57,9% penyebabnya adalah rokok, 42,6% kurangnya konsumsi buah dan sayur, Obesitas sentral 35,7%, Obesitas Umum 32,7%, Kurang aktivitas fisik 32,2%, tekanan darah tinggi 22,3%, gangguan pengelihatan 11,1%, gangguan tajam pendengaran 4,8%, Hiperglikeemi 3,5%, dan konsumsi minuman beralkohol 0,57%,” beber Sri Aryanti.
Ia mengatakan, capaian masyarakat yang diskrining deteksi dini FR PTM di Provinsi Lampung tahun sampai dengan tahun lalu baru mencapai 1.782.152 jiwa dari total penduduk usia di atas 15 tahun sebanyak 6.062.139 jiwa.
” Ini masih jauh dari target Permenkes No 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang baru mencapai 29,40%. Namun, bila dilihat dari target Renstra Provinsi Lampung sudah melampaui target sebesar 75,93% dari target 40% dari 2.648 desa yang melaksanakan Posbindu PTM,” terang Sri Aryanti.
Kendati demikian, kata Sri Aryanti, Dinkes Lamteng masih memiliki target SPM bidang kesehatan yakni, setiap anak usia dasar mendapat skrining kesehatan sesuai standar, “Untuk mencapai target SPM ini dimana sasaranya adalah setiap warga negara (100%). Maka, diperlukan pengembangan Posbindu PTM sebanyak-banyaknya,” tegasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk mengembangkan dan mensosialisasikan Posbindu PTM, pihaknya terus melakukan sosialisasi deteksi dini FR PTM dan memberikan Pembekalan kader Posbindu PTM.
“Tujuanya untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan kader Posbindu sebagai salah satu upaya kesehatan Masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM. Sebagai output dari kegiatan itu nantinya, diharapkan akan terbentuk dan dapat dikembangkan Posbindu baru serta peningkatan kapasitas SDM kader Posbindu di tiap desanya,” ujar Sri Aryanti.(ibr)