JAKARTA — Ada yang berbeda dari aktivitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Minggu (5/1) pagi. Tidak seperti kebanyakan pejabat dan masyarakat yang menghabiskan akhir pekannya bersama keluarga, Anies justru kerja bakti membersihkan sisa-sisa banjir yang melanda Jakarta.
Anies melakukan kerja bakti bersama warga Kampung Makassar, Jakarta Timur. Dengan rompi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) dan topi dinas berlambang tiga melati dipakai terbalik, ia berbaur dengan barisan kerumunan warga dan petugas.
Wajahnya tampak serius. Tidak ada senyum tersungging dari bibirnya. Hanya tangannya yang terbungkus sarung sibuk bergerak mengoper sampah. Dia juga membiarkan celana yang dikenakannya kotor bersama lumpur dan air tanah sisa-sisa banjir.
Suasana Kampung Makassar tempat Anies bersih-bersih, terlihat sesak. Jalanan sempit perumahan penduduk becek dengan lumpur. Bau menyengat dari sampah tak membuat Anies menghentikan aktivitasnya. Hanya sesekali ia tampak berkoordinasi dengan Wali Kota Jakarta Timur Anwar dan Sekretaris Daerah DKI Saefullah.
Tiba-tiba, seorang warga berteriak dari kejauhan. “Good, good bener. Gubernur DKI rasa presiden. Mantap. Saya relawan 212!”
Warga yang diketahui bernama Rodiyah itu berteriak untuk melontarkan dukungannya kepada Anies. Ia mengaku melihat Anies berjibaku dan bangga karena memilih mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dalam perhelatan pemilihan kepala daerah pada 2017 lalu.
“Gubernur gue nih! Sehat-sehat terus ya pak. Selalu dalam lindungan Allah. Saya warga Kampung Makassar RW07. Good bener, good! Ini saya lagi live (siaran langsung),” tutur Rodiyah sembari mengabadikan momen tersebut dalam akun media sosialnya.
Kampung Makassar merupakan salah satu kawasan terparah yang dilanda banjir. Di sekitar lokasi terlihat sampah dari perabotan rumah tangga korban terdampak banjir. Seperti, kasur dan lemari.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Selasa (31/12) mengakibatkan bencana banjir di sebagian besar wilayah Jakarta pada Rabu (1/1).
Sumarti, warga RT05 RW07 Kampung Makassar, mengaku kaget banjir di rumahnya mencapai ketinggian hingga 1,5 meter. “Saya baru pulang dari Yogyakarta langsung banjir. Saya kaget semua terendam. Satu RW ini banjir,” ujarnya.
Kendati demikian, Sumarti mengaku pasrah. Ia sempat mengungsi hingga air surut. “Terakhir banjir lima tahun lalu. Mudah-mudahan ini cepat selesai dan nggak hujan-hujan lagi,” imbuhnya.(*)