LAMPUNG SELATAN (rakyatlampung.id) — Terdampak kemarau, seratusan hektare tanaman padi di Desa Mekarmulya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, gagal panen. Bahkan, kegagalan itu diprediksi bertambah.
Ketua Gapoktan Mekarmukti Desa Mekarmulya, Darto mengaku setidaknya ada seratus hektare tanaman padi yang alami gagal panen. Adapun tanaman yang puso berkisar usia tanaman padi 7-30 hari setelah tanam (HST).
“Kalau di Desa Mekarmulya sudah ada sekitar 100 hektare yang gagal panen selama kemarau. Kegagalan ini dikarenakan alami kekeringan,” kata dia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa, 1 Oktober 2019.
Dia mengaku gagal panen yang dialami petani bukan hanya karena kekeringan, tapi ada pula disebabkan air asin. Dia mengatakan pihaknya telah melaporkan gagal panen itu ke UPTD Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Palas.
“Sudah kami laporkan semua ke UPTD Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Palas yang juga untuk sebagai bahan laporan ke PT Jasindo. Karena kalau enggak salah masuk AUTP semua itu,” kata dia.
Berdasarkan fakta dilapangan sangat jauh berbeda dengan laporan dari UPTD Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Palas. Dinas yang membidangi pertanian itu hanya terdapat seluas 16 hektare yang puso. Sedangkan, tanaman padi yang terancam puso seluas 186 hektare.
“Ada tanaman padi seluas 16 hektare yang sudah dinyatakan rusak atau puso akibat kekeringan. Tanaman itu terdapat di areal Desa Bumiasi seluas 5 hektare, Desa Bumidaya (2 hektare), Desa Bandanhurip (2 hektare) Desa Kalirejo (5 hektare) dan Desa Rejomulyo (2 hektare),” kata dia.
Selain puso, kata Agus, seluas 186 hektare tanaman padi yang tersebar di Kecamatan Palas terancam gagal panen. Bahkan, jika hujan tidak kunjung turun dalam satu pekan kedepan, maka tanaman seluas itu akan puso juga.
“Ya, bisa saja kalau hujan tak kunjung turun. Bisa dipastikan tanaman seluas 186 hektare akan puso juga. Ya, Mudah-mudahan beberapa hari kedepan hujan deras,” kata dia.(pst)