BANDAR LAMPUNG (rakyatlampung.id) — Kekurangan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Provinsi Lampung, terus terjadi.
Hal tersebut menjadi persoalan serius. Karena hampir semua angkutan niaga menggunakan BBM solar.
Hal itu dikatakan Ketua Bidang SPBU Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Lampung Donny Irawan, Ahad (22-9-2019).
Donny menilai, ada ketidakadilan dalam pembagian kuota solar ke beberapa SPBU. Ada yang dapat 40.000 liter per hari, tapi ada juga yang hanya diberi 8.000 liter.
Untuk itu, Donny mendesak agar para pejabat PT Pertamina, khususnya yang ada di Lampung agar berlaku adil kepada seluruh SPBU.
“Ini akan berdampak ke perekonomian rakyat, terutama rakyat kecil. Roda perekonomian akan terhambat karena distribusi tidak jalan akibat kendaraan tak ada bahan bakar,” tegasnya.
Dari data kuota solar 176 SPBU per 3 September hingga 10 September 2019, terlihat ada beberapa SPBU yang selalu mendapat kuota 40.000 liter per hari.
Namun, ada yang hanya mendapat 8.000 liter per hari, satu kali dalam sepekan. Bahkan, ada yang tidak mendapatkan sama sekali.
Donny menilai hal ini merupakan akal-akalan oknum pejabat Pemasaran Pertamina Lampung, sehingga solar kosong di SPBU.
“Alasannya kuota solar dikurangi BPH Migas. Tapi beberapa SPBU tertentu masih dikirim full 40.000 liter per hari, yang lain hanya 8.000 liter per hari,” jelasnya.
Ada dugaan SPBU yang dikirim full karena pendekatan dengan modus-modus, agar SPBU-nya dapat jatah berlebih.
“Yang menjadi kecurigaan, ditengarai SPBU-SPBU tertentu BBM disedot, entah dijual kemana. Kita minta semua elemen memperhatikan hal ini,” kata Donny.
Donny yang juga Ketua Serikat Media Siber (SMSI) Lampung itu meminta media Lampung dan nasional untuk memantau kegiatan SPBU yang penjualannya tidak normal.
Para awak media, khususnya yang medianya tergabung dalam anggota SMSI juga dihimbau untuk memberitakan jika melihat penyimpangan dalam penjualan solar di SPBU, seperti penjualan ke pihak industri.
“Saya selaku ketua bidang SPBU Hiswana Migas sekaligus ketua SMSI Lampung meminta segera pengkajian ulang alokasi SPBU, karena korban dari perlakuan tidak baik ini yang dirugikan rakyat kecil, petani, sopir truk, angkutan umum, nelayan, petani dan lain-lain,” ujar Donny.