LAMPUNG TENGAH (rakyatlampung.id) — Seorang wartawan media online Warta News bernama Rudi mengaku mendapat perbuatan tidak menyenangkan dari oknum guru SMAN 1 Seputih Mataram, Lampung Tengah (Lamteng) berinisial DA.
Dia mengaku diusir saat hendak meliput rapat komite di sekolah itu. Bahkan ponselnya hendak dirampas oknum guru tersebut.
“Saya diusir, didorong-dorong sambil dimarahi. Ibu (DA) itu juga mau merampas ponsel saya. Saya tanya kenapa diusir, ibu itu justru memanggil satpam,” kata Rudi kepada sejumlah media, Selasa, 13 Agustus 2019.
Menurutnya, pelaksanaan rapat komite tersebut terbuka untuk umum. Ia pun telah mengikuti prosedur peliputan yang diterapkaan sekolah.
“Saya sudah mengisi buku tamu sesuai aturan. Bahkan kata mereka disuruh tunggu, ya saya tunggu. Tetapi saat saya izin untuk mengambil gambar suasana (rapat komite) kok saya dimarah-marah. Ponsel saya mau dirampas dan say diusir satpam,” jelas Rudi.
Ketua Komite SMAN 1 Seputih Mataram, Hi Tatang, mengaku tidak mengetahui insiden pengusiran wartawan tersebut.
“Itu rapat terbuka, saya tidak tahu ada insiden tersebut. Saya juga hadir saat rapat komite tadi,” akunya.
Tatang mengungkapkan jika rapat itu membahas rancangan anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS) tahun 2019.
“Di dalam ruang rapat juga ada wartawan yang hadir. Tapi saya tidak tahu apakah wartawan itu datang untuk meliput atau mewakil wali murid,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, oknum guru DA ataupun Kepala SMAN 1 Seputih Mataram, I Made Tantre, belum bisa dimintai keterangan.
Pesan aplikasi WhatsApp yang dikirim wartawan belum juga dibalas. zul