MESUJI (rakyatlampung.id) — Kerap diganggu oleh oknum masyarakat, kelompok yang ikut kemitraan Register 45 mengharapkan perlindungan kepada pihak yang berwenang.
Sukiyok, salah satu pengurus Kelompok Sidorukun yang ikut kemitraan di Hutan Register 45, menjelaskan pada Senin (5/8/2019) lalu, lahannya dibajak oleh sejumlah oknum non kemitraan. Alhasil lahan miliknya yang sudah ditumbuhi tanaman tebu rusak hingga satu hektar.
“Lahan saya total ada 2 hektare. Pukul 9.00 dibajak oleh orang, dan sama yang punya traktor saya kenal. Untung ketahuan, jika tidak habis lahan saya yang sudah ditanami tebu,” jelasnya kepada Lampost.co, Rabu (7/8/2019).
Masih kata dia, jika pihak Kepolisian tidak bersikap tegas, kejadian seperti ini bisa menimbulkan konflik berikutnya.
“Harusnya pelaku ditangkap, jikapun saya diminta damai saya tidak mau,” lanjut dia.
Sementara, Murni sebagai Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Dinas kehutanan provinsi Lampung, mengaku mengetahu kejadian pembajakan lahan milik kelompok kita.
Menurutnya, jika kemitraan adalah salah satu program pemerintah untuk menyelesaikan konflik Register 45 yang sudah berlangsung lama.
“Kemitraan ini program pemerintah, yang sudah ikut mitra harus dilindungi pemerintah, selama ini yang boleh masuk kawasan Register 45 adalah pemegang izin yakni PT Silva Inhutani juga yang legal. Yang legal adalah orang yang ikut kemitraan. Selain dari itu, tidak boleh karena dia melanggar UU 41 tenang kehutanan, ada sanksi hukumnya,” terang Murni lewat telepon.
Kejadi kemarin (pembajakan lahan), lanjut dia, oknum merusak tanaman yang ikut mitra. Jika ini tidak ada tindakan tegas, diprediksi ada terjadi konflik baru.
“Kita berharap, aparat penegak hukum menindak yang membajak ini juga otaknya. Jika ini dibiarkan, kejadian pembunuhan akan kembali terulang,” lanjut dia.
Disisi lain, pasca bentrok Register 45 yang melibatkan Kelompok Mekar Jaya Abadi juga Mesuji Raya, situasi di Kawasan Hutan Negara tersebut sudah berangsur normal.
Sejumlah warga Mekar Jaya Abadi yang tadinya mengungsi mulai kembali ke kediamannya.
“Kami siang kembali ke rumah untuk bersihkan ladang, jika malam ya ngurusi lagi. Banyak dari kawan lainnya yang masih pulang ke daerah asal mereka dan belum kembali,” ujar salah seorang warga kelompok Mekar Jaya Abadi yang engan disebutkan namanya.