BANDAR LAMPUNG (rakyatlampung.id) — Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim atau yang akrab disapa Nunik, bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar, beserta rombongan mengunjungi SMKN Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Brotojoyo, Jumat (19/7/2019) siang.
Menurut Nunik, kunjungannya itu untuk melihat secara langsung potret SMK berkualitas yang gratis untuk warga tidak mampu, mengetahui sistem pengajaran, serta pembiayaannya. Kunjungan itu sendiri didasari keinginan untuk mendirikan sekolag yang sama di Lampung.
“Kami ingin memubuat pilot project yang memungkinkan bisa diaplikasikan di Lampung. Tetapi tidak dari nol, kita sudah ada SMK, tetapi dimanajemen ulang dengan pola lebih baik. Tidak lagi ada pengadaan tanah. SMK Negeri Jateng ini terkoneksi dengan pasar kerja, jurusannya juga menjawab kebutuhan pasar kerja. Lampung siap jadi adiknya Jateng,” katanya.
Nunik dan rombongan diterima Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri, Asisten I Bidang Ekonomi dan Pembangunan Heru Istiadi, Kepala Bappeda Prasetyo Aribowo, dan Kepala SMK Negeri Jateng Yudi Wibowo.
Ganjar pun menjelaskan bahwa SMKN Jateng yang ada di Semarang, Pati, dan Purbalingga diresmikan pada 2 Juni 2014. Untuk pembiayaan, didanai oleh APBD Jateng, BOS dan BOP. Total biaya untuk tiga sekolah sebesar Rp25 miliar.
Semua anggaran itu meliputi kebutuhan biaya makan minum siswa 3 kali sehari selama 1 tahun (efektif kalender pendidikan), seragam siswa (baju, batik, jas almamater, baju praktek, kaos olah raha, tas), sepatu (pantofel dan sepatu olah raga), bahan praktek, slat praktek, pemeliharaan gedung, PPDB, operasional, kegiatan kesiswaan dan estrakulikuler/lomba, pemeliharaan dan pemenuhan perabot asrama, honor guru/ekstrakulikuler dan jejaring DU/DI. Satu siswa diperkirakan menghabiskan anggaran Rp30 juta tiap tahunnya.
“Kami memang berkomitmen untuk membuat lompatan besar. Bicara politik pendidikan, orang mampu memang tidak usah ditolong. Sehingga konsep pendidikan gratis perlu dijalankan. Jerman sudah gratis, tetapi Australia justru jadi bisnis mahal. Tetapi kami memiliki tujuan, investasi yang bisa mendorong kesejahteraan itu ya sekolah. Bagi kami, sah jika uang negara untuk mencetak generasi yang berkualitas,” paparnya.
Ditambahkan Ganjar, Jateng pun juga perlu belajar dari Lampung yang akan mengoptimalkan SMK yang sudah ada. Dengan kebijakan SMK gratis, nasib siswa dan keluarganya akan lebih baik. Apalagi SMA Jateng sudah kontrak dengan 70 perusahaan.
“Sampai kepemimpinan saya nanti berakhir, aka nada penambahan 15 SMK, mudah-mudahan bisa terwujud. Kita butuh anggaran Rp2,2 triliun. Kalau semua sekolah standar dengan standar yang diperbaiki, kebutuhannya Rp 4 triliun,” jelasnya.(lgp)