BANDARLAMPUNG-Banjir. Ya, Kota Bandarlampung, termasuk wilayah dimana yang sering kali terkena banjir, akibat genangan air hujan, ini terjadi kira-kira dari bulan September hingga Desember, dimana curah hujan yang sangat tinggi.
Karena itu, pemkot Bandarlampung, guna antisipasi banjir tersebut melakukan pengerukan dan normalisasi sungai dan perbaikan talud di daerah yang dianggap rawan banjir.
Salah satu wilayah yang dilakukan normalisasi sungai di sekitar prumdam Sukarame yakni sungai Prasanti. Namun demikian, pantaun wartawan media ini, jika pengerukan yang dilakukan pihak rekanan diduga tidak semua sampah dikeruk dari sungai, sehingga terlihat masih banyak sampah yang tersisa. Bahkan, bekas pengerukan dibuang disekitar areal sungai. Dan di khawatirkan apabila hujan turun, tanah kerukan kembali ke sungai.
Menurut warga prumdam, yang enggan namanya disebutkan, bahwa pengerukan dilakukan alat berat hanya yang terlihat saja. “Ya pindah-pindah, kayaknya gak semua dikeruk, tanah kerukan juga ditarok dipinggir sungai lihat saja itu, khawatirnya kalau hujan tanahnya turun lagi, kan percuma sungainya dangkal lagi dan nanti bisa berakibat banjir,” ujarnya.
Bukan hanya itu, proses penalutan atau pondasi sungai dinilai asal jadi dan terlihat tidak rapih. Bahkan, papan plang proyek tidak ada dan menyulitkan masyatakat untuk mengetahui nilai kontrak proyek dan siapa perusahaan yang mengerjakannya. “Ya gak tau siapa yang punya, tapi kata pekerjanya ini sih yang punya Ijal, kalau pengawasnya Amir, plangnya saja nggak ada. Nilainya sih kata yang kerja sekitar Rp500 jutaan lebih,” jelasnya.
Kemudian, imbuh dia, pihaknya meminta dalam pengerjaan proyek jangan terkesan asal jadi. “Ya kita lihat saja itu, ada pondasi yang gak dibongkar kan, langsung mereka timpah, gimana itu, awal sebelum kita ke lokasi, mereka adukannya gimana lah, kita lihat saja lah hasilnya itu,” tandasnya.
Sementara, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PU Kota Bandarlampung, Rizki Agung menjelaskan, pihaknya akan cek lapangan dan menegur rekanannya. (ron)
