Beranda Bandar Lampung Pertanyakan Kematian Pasien ODGJ di Yayasan Psikotik Kemiling, Keluarga Minta Autopsi RSUAM

Pertanyakan Kematian Pasien ODGJ di Yayasan Psikotik Kemiling, Keluarga Minta Autopsi RSUAM

116
0
BERBAGI

BANDAR LAMPUNG (rakyatlampung.id) — Pertanyakan kematian pasien ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) di sebuah Yayasan Psikotik, pihak keluarga meminta autopsi.

Adapun pasien ODGJ diketahui bernama Taufik Yulian (49), warga Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran.

Tabrani, keluarga korban menuturkan, peristiwa ini bermula saat kakaknya Taufik yang mengalami gangguan jiwa untuk menjalani pengobatan rawat jalan.

“Setelah keluar dari RSJ (Rumah Sakit Jiwa Kurungan Nyawa) kami berniat lakukan berobat jalan dan masukkan ke Yayasan (psikotik) di Kemiling, tanggal 18 Juni lalu,” ungkap Tabrani, Jumat 5 Juli 2019.

Tabrani menuturkan, selang beberapa minggu tepatnya hari Rabu lalu, 3 Juli 2019, ia mendapat telfon dari temannya.

“Saya mendapat telfon, kalau kakak saya telah meninggal dan sempat dibawa ke RS Bintang Amin,” ucapnya.

Selanjutnya kata Tabrani, jenazah kakaknya dibawa pulang kerumah duka.

Namun saat di rumah duka, didapati luka di kepala bagian atas dan masih mengeluarkan darah, serta memar di mata sebelah kiri.

“Ada keluarga tak terima dan minta untuk di autopsi, kalau dari pihak yayasan kakak saya meninggal karena jatuh dari kamar mandi,” paparnya.

Tabrani sendiri sudah mengikhlaskan kakaknya tersebut.

Namun karena menjadi perdebatan keluarga, maka diadukanlah kepada pihak berwajib.

“Saya sudah ikhlas, tapi ada keluarga yang ingin ini diautopsi ya mau gimana lagi, saya gak paham. Semua diserahkan di Polsek Tanjungkarang Barat,” tandasnya.

Sementara itu Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol Hapran Rambang membenarkan adanya laporan tersebut.

“Iya benar, kami dapati laporan tersebut,” kata Hapran.

Lanjutnya, setelah olah TKP di lokasi kejadian di Yayasan Psikotik tidak ditemukan tanda-tanda perlakukan kekerasan fisik, sehingga pihaknya menduga kuat Taufik bukan korban tindakan kekerasan.

“Dugaan sementara karena terjatuh dari kamar mandi, kami juga sudah memeriksa tiga saksi,” bebernya.

Disinggung soal perdebatan antar keluarga, Hapran mengakuinya, sehingga pihaknya mengambil jalan tengah dengan melakukan autopsi terhadap korban di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).

“Satu-satunya ya autopsi, jalan tengahnya, karena ada salah satu yang tak terima,” bebernya.

Hapran pun menambahkan perkara ini masih dalam proses penyelidikan.

“Ya kita tunggu hasil autopsi, sebulan lagi,” tandasnya.(tnc)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here