TANGGAMUS, RAKYATLAMPUNG.ID, PT Great Giant Pineapple (GGP) bersama Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) Kementerian Pertanian membagikan bibit buah tropika ke petani Senin 15 April 2019, lalu.
Usai penyerahan bibit dilakukan penanaman perdana dilahan milik Budi Santoso dari kelompok tani Kresna yang belokasi di Desa Campang Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Bibit buah yang diberikan kepada petani binaan GGP, yaitu 1500 bibit durian, 2000 bibit salak, dan 2000 bibit mangga, bibit buah lainnya akan dikirimkan bertahap.
Tahap awal pengiriman dilakukan pada 4 Maret 2019 dari Kebun Penelitian Balitbu Solok, lalu pada 18 Maret 2019 dari kebun satelit Cukur Gondang Jawa Tengah, dan pada 30 Maret 2019 dari kebun penelitian Balitbu Solok.
Selain itu, untuk menjalin kerjasama riset dan pengembangan bibit buah tropika, GGP-Balitbu juga menjalin kesepakatan dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilaksanakan di Hotel 21 Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Kepala Balitbu Ellina Mansyah menjelaskan kerjasama meliputi tiga hal, yaitu pengembangan model kebun edukasi buah durian, alpukat, pepaya, salak, manggis, mangga, pete dan jengkol; pengembangan kebun satelit di kelompok tani dengan komoditas buah alpukat, durian, pisang, manggis dan salak; serta penelitian dan pengembangan kultur jaringan dan perbaikan kualitas tanaman buah mangga dan salak.
“Ini merupakan tindak lanjut pertemuan dengan GGP di Lembang, 8 Agustus 2018 lalu. Bibit unggul yang dikembangkan Balitbu akan dibagikan gratis dan dibudidayakan oleh petani mitra GGP, selanjutnya akan diseleksi yang memenuhi kualitas ekspor,” ujar Ellina.
“Kami yakin GGP andal di bidang budidaya buah tropika, dan komitmen membina mitranya sehingga ke depan akan terbentuk lebih banyak kebuh buah yang memenuhi standar ekspor,” kata Ellina.
Sementara Corporate Affairs Director GGP Welly Soegiono mengatakan bibit yang diberikan oleh Balitbu akan dibagikan kepada petani mitra GGP yang tersebar di Tanggamus, Lampung Timur, dan Lampung Barat. Jenis buah yang diberikan akan disesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing, sehingga tercipta kluster buah besar yang memenuhi skala ekspor.
“Untuk menjadi perusahaan yang sukses bermain di pasar global, harus jago juga di bidang pembibitan. Kerjasama ini diharapkan dapat menghasilkan bibit yang tidak hanya unggul tapi juga menguntungkan, kita akan lihat dan seleksi lagi. Karena unggul belum tentu mengutungkan,” kata Welly.
Welly menjelaskan saat ini pihaknya telah menjalin kemitraan dengan 406 petani dengan luas lahan 386 hektare yang mengembangkan komoditas pisang, jambu, dan pepaya.
Melalui kemitraan ini, Welly berharap petani dapat mengoptimalkan produktifitas lahannya.
“Targetnya bukan hanya mengahasilkan buah dengan kualitas ekspor, tapi dengan penghasilan yang semakin meningkat secara otomatis petani tidak akan menjual tanahnya karena saat ini tanah sudah semakin terbatas. Jika kondisi petani kita sulit, biasanya tanahnya akan dijual,” papar Welly.(zul/rls)