Beranda Lampung Tengah PT GGP – Kementan Lepas Ekspor Komoditas ke China dan Spanyol

PT GGP – Kementan Lepas Ekspor Komoditas ke China dan Spanyol

230
0
BERBAGI

Pelepasan dilaksanakan di area Loadingdoc PT GGP Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Provinsi Lampung, pada Jumat malam (12/4/2019).

Pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi disaksikan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian, Direktut Produksi dan Corporate Affairs serta jajaran senior manajer PT GGP, Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Anggota Komisi IV DPR, serta para pejabat terkait dari Propinsi Lampung.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil saat pelepasan ekspor menyebutkan, hal ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden kepada Menteri Pertanian untuk melakukan ekspor produk pertanian. Hal tersebut dilakukan bagian dari upaya mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan.

“Selain itu ekspor yang kita lakukan ini dengan tujuan agar dapat merangsang para petani kita untuk meningkatkan produksi pertanian kita di lapangan,” kata Ali Jamil.

Menurutnya, momentum ekspor ini perlu terus digalakkan guna memberi dorongan bagi petani, pelaku usaha, dan jajaran pemerintah untuk terus tingkatkan kinerja ekspor.

Akses pasar nenas asal Indonesia ke Cina hingga saat ini masih dalam proses negosiasi. Karantina Cina dalam hal ini General Administration and Customs of the Repiblic of China (GACC) berkomitmen akan memprioritaskan nenas asal Indonesia agar masuk kenegaranya.

“Harapan kita tidak hanya PT GGP yang menjadi pengekspor, ke depan harus ada perusahaan lain untuk bisa mengekspor hasil pertanian kita ke luar negeri,” kata dia.

Sementara Corporate Affairs Director PT GGP, Welly Soegiono, mengaku sangat mengapresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Barantan guna membuka akses pasar khususnya untuk buah nanas.

“Kita selalu memfokuskan kemitraan agar bisa menggerakkan petani supaya ikut bersama-sama memproduksi dan memanfaatkan lahan mereka salah satunya di Kabupaten Tanggamus,” katanya.

Sebagai mitra PT GGP, pihaknya memberikan membimbing dan memfasilitasi agar petani bisa melakukan ekspor, “Memang petani tidak punya akses tapi setelah kerja sama dengan kita maka akan ada akses dan bisa menjual hasil pertaniannya ke luar negeri,” ujarnya.

“Selain itu jika ekspor nenas kita bisa masuk ke negara Cina, Indonesia bisa memperoleh devisa sebesar 50 juta dolar AS dan peluang pangsa pasarnya sangat besar. Jangan sampai kita kalah dari negara produsen nenas lainnya,” tambahnya.

Welly mengungkapkan perusahaannya mulai melakukan ekspor pisang dan nanas pada tahun 1985. Tahun 2018 sudah ekspor nanas sebanyak 17 ribu kontainer dalam bentuk fresh fruit dan kalengan. Tentunya hal ini tidak mudah, namun penuh dengan perjuangan.

“Untuk tahun ini kami proyeksikan ekspor nanas kurang lebih menjadi 23 ribu kontainer,” ungkapnya.

Dengan eksisting ekspor nanas ke 65 negara, Welly optimis pasar ekspor terbuka lebar dengan sinergi dan kerjasama dengan pemerintah. Kemudian dipermudah lagi dengan pihaknya telah mendapatkan fasilitas sub kontrak kawasan berikat yang diberikan oleh Ditjen Bea dan Cukai yang merupakan fasilitas pertama yang diberikan di Indonesia. Kelompok tani binaan GGP juga menjadi kelompok tani pertama pemanfaat fasilitas ini.

“Manfaat yang kami terima adalah akses kemudahan bagi petani untuk mendapatkan pupuk, insektisida murah, tujuannya untuk peningkatan kesejahteraan petani,” pungkas direktur yang memiliki 23 ribu karyawan ini.

Perlu diketahui, dalam pelepasan ekspor ini sekaligus dilakukan penyerahan dokumen ekspir dan sertifikat phytosanitory untuk pisang segar dan nanas kaleng kepada eksportir. Sertifikat dikeluarkan Badan Karantina Pertanian, Kementan.(rls/zul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here